Branding dan Komunikasi Internal
Dalam buletin I-HR, moderator Beth N. Carvin bertanya apakah ide branding dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas dan retensi. Ini adalah versi yang diperluas dari tanggapan saya atas pertanyaannya:
Ya, saya pikir Anda dapat menggunakan ide branding sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas dan retensi karyawan.
Mari kita mendekatinya dari sudut pandang seorang manajer yang berkomunikasi dengan bawahannya. Jika manajer menetapkan untuk membangun reputasi positif dari waktu ke waktu dan melalui serangkaian pesan, maka kita dapat mengatakan bahwa dia memulai latihan branding. Ini adalah upaya untuk menciptakan kepercayaan dan niat baik yang diperlukan agar pesan diterima dan ditindaklanjuti.
Produk branding pemasar pada dasarnya melakukan hal yang sama: mengirimkan serangkaian pesan yang dirancang untuk membangun reputasi positif dari waktu ke waktu.
Dan, ketika pesan kepada karyawan menikmati kepercayaan dan niat baik, maka manajer dapat menggunakan komunikasi untuk meningkatkan produktivitas dan retensi.
Misalnya, dalam menerbitkan buletin karyawan untuk klien korporat saya, saya selalu menekankan perlunya memberikan artikel dan informasi yang bernilai kepada pembaca (karyawan). Dengan melakukan itu, karyawan melihat buletin perusahaan mereka sebagai sumber yang berguna, dan bukan propaganda manajemen. Itu, pada gilirannya, membuka pintu untuk meminta karyawan melakukan atau tidak melakukan hal-hal tertentu (tindakan keselamatan, misalnya), dan mendapatkan respons positif dari mereka.
Dalam arti tertentu, mengacu pada proses membangun kepercayaan dan niat baik ini sebagai branding mungkin hanya latihan semantik. Namun, saya pikir ketika kita memberi nama pada suatu proses, kita membuatnya lebih mudah untuk dipahami dan diikuti. Dan, itu mungkin nilai sebenarnya dari mengacu pada branding dalam konteks komunikasi karyawan.
Mari kita juga melihat masalah ini dalam pengertian yang lebih luas, karena penting untuk mengingat perbedaan peran komunikasi dalam produktivitas dan retensi. Tiga tipe umum figur komunikasi dalam pemikiran kita: instruksional, kontekstual, dan motivasional.
Komunikasi instruksional memberikan informasi yang membantu orang lain melakukan pekerjaan mereka dengan lebih efisien. Komunikasi kontekstual memberikan gambaran yang lebih besar, yang akan membantu penerima melakukan pekerjaan mereka dengan lebih efektif. Dan komunikasi motivasi menunjukkan kepada penerima manfaat dari menanggapi seperti yang kita minta.
Untuk membangun kepercayaan dan niat baik, komunikasi instruksional harus akurat, tepat waktu, dan fungsional. Orang-orang yang menerima pesan kita harus dapat bertindak berdasarkan pesan tersebut, dan mengetahui bahwa mereka dapat menindaklanjutinya dengan percaya diri.
Komunikasi kontekstual harus relevan dan membantu. Ini harus menempatkan tugas atau masalah yang dipertanyakan ke dalam kerangka kerja yang membantu orang lain memahami bagaimana tugas atau masalah tertentu sesuai dengan alur strategis.
Dan, komunikasi motivasi harus fokus pada mereka, bukan pada Anda. Ini harus menunjukkan kepada mereka pentingnya kontribusi mereka.
Singkatnya, pikirkan branding sebagai proses membangun kepercayaan dan niat baik, sebuah proses yang memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas dan retensi melalui komunikasi.
Posting Komentar untuk " Branding dan Komunikasi Internal"